Menggali Potensi Dusun Pringgading: Pemanfaatan Sumber Daya Alam untuk Ecoprint

02 Oktober 2024
KKN UNY
Dibaca 25 Kali
Menggali Potensi Dusun Pringgading: Pemanfaatan Sumber Daya Alam untuk Ecoprint

Dusun Pringgading, yang terletak di Kalurahan Guwosari, menyimpan potensi besar untuk pengembangan kerajinan ecoprint. Setelah melakukan observasi yang mendalam, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Universitas Negeri Yogyakarta 2024 (KKNM-18735 UNY 2024) menemukan bahwa dusun ini memiliki sumber daya alam yang melimpah, terutama dedaunan dan tumbuhan lokal yang cocok untuk dijadikan bahan dasar dalam proses pembuatan ecoprint. Melihat potensi ini, mahasiswa KKNM-18735 UNY 2024 menginisiasi sebuah program pelatihan pembuatan ecoprint sebagai upaya untuk mengembangkan ekonomi kreatif masyarakat setempat.

Apa Itu Ecoprint?

Ecoprint adalah teknik pewarnaan kain yang menggunakan bahan-bahan alami seperti daun, bunga, dan batang tumbuhan untuk mencetak motif pada kain. Proses ini melibatkan perpindahan warna dari tumbuhan ke kain secara alami, tanpa perlu bahan kimia buatan.

Warna alami dari tumbuhan, seperti tanin dan antosianin, bisa menempel pada kain dengan bantuan bahan khusus yang disebut mordant, misalnya tawas atau cuka. Mordant ini membantu agar warna lebih kuat dan tahan lama. Dengan metode ini, ecoprint menghasilkan motif yang unik, aman bagi lingkungan, dan mendukung keberlanjutan, karena tidak menggunakan bahan kimia berbahaya seperti pewarna sintetis.

Observasi Potensi Alam Dusun Pringgading

Selama observasi, Mahasiswa KKNM-18735 UNY 2024 melakukan observasi menyeluruh terhadap potensi alam Dusun Pringgading, dan menemukan keragaman hayati yang kaya, khususnya dalam jenis tumbuhan lokal yang memiliki potensi tinggi untuk dijadikan bahan ecoprint. Tumbuhan seperti daun jati (Tectona grandis), daun singkong (Manihot esculenta), dan daun mandingan (Macaranga tanarius) bukan hanya mudah ditemukan, tetapi juga memiliki karakteristik morfologis yang ideal untuk proses ecoprint.

Daun jati, misalnya, memiliki senyawa tanin yang tinggi, yang mampu menghasilkan warna cokelat dan kuning alami yang kuat serta memberikan pola serat daun yang jelas pada kain. Daun singkong, dengan permukaannya yang halus dan pola tulang daun yang menonjol, mampu menciptakan motif yang kontras ketika dipindahkan ke kain melalui proses steam atau pengukusan. Sementara itu, daun mandingan memiliki struktur daun yang lebar dan serat halus, yang memungkinkan penggambaran detail yang lebih kompleks pada kain.

Selain itu, kandungan pigmen alami dalam daun-daun tersebut berinteraksi dengan serat kain melalui mekanisme kimia organik, terutama jika dipadukan dengan mordant alami seperti tawas atau abu kayu. Senyawa-senyawa ini membantu meningkatkan intensitas warna sekaligus memastikan daya tahan motif pada kain. Dengan kekayaan sumber daya alam ini, Dusun Pringgading memiliki potensi besar untuk mengembangkan ecoprint sebagai bagian dari ekonomi kreatif berbasis keberlanjutan, memanfaatkan material lokal yang melimpah serta mendukung konservasi lingkungan.

Pelatihan Pembuatan Ecoprint

KKNM-18735 UNY 2024 menginisiasi program pelatihan pembuatan ecoprint yang melibatkan warga Dusun Pringgading, dengan fokus utama pada kelompok ibu-ibu PKK. Pelatihan ini dilaksanakan pada tanggal 25 Agustus 2024, sebagai upaya untuk memberikan keterampilan baru yang berpotensi meningkatkan ekonomi rumah tangga. Ecoprint dipilih sebagai metode kreatif karena kemampuannya untuk memanfaatkan sumber daya alam lokal secara berkelanjutan, sekaligus menghasilkan produk yang memiliki nilai estetis dan ekonomis.

Pelatihan ini dimulai dengan sosialisasi tentang dasar-dasar ecoprint, termasuk definisi dan pentingnya teknik ini dalam konteks keberlanjutan lingkungan. Peserta diperkenalkan pada berbagai jenis bahan alami yang digunakan dalam proses ecoprint, seperti daun, bunga, dan batang tanaman, serta pentingnya pemilihan kain yang tepat, misalnya kain berbahan serat alami seperti katun atau sutra, yang lebih mudah menyerap pigmen tumbuhan.

Pada tahap selanjutnya, peserta diajarkan beberapa teknik pencetakan, misalnya teknik "pounding" atau memukul. Teknik pounding, yang menjadi fokus utama pelatihan, melibatkan pemukulan daun di atas kain menggunakan palu kayu untuk mentransfer warna dan pola alami dari daun tersebut ke kain. Proses ini membutuhkan keterampilan dalam menata daun dengan pola yang estetis, sekaligus memastikan bahwa tekanan dan penempatan daun tepat agar motif yang dihasilkan jelas dan konsisten.

Selain itu, peserta juga dibimbing dalam pemilihan jenis daun yang tepat, dengan memperhatikan kandungan pigmen alami dan pola morfologis daun. Daun-daun lokal seperti daun jati, daun singkong, dan daun mandingan yang telah diidentifikasi sebelumnya melalui observasi lapangan, digunakan dalam praktik ini. Peserta diajarkan cara merawat produk ecoprint, termasuk teknik mencuci dan menjemur yang tepat agar motif tetap tahan lama dan warna tidak cepat pudar.

Proses pelatihan ini juga melibatkan aspek kreatif yang tinggi, dengan setiap peserta didorong untuk bereksperimen dengan berbagai kombinasi daun dan pola. Hasil pelatihan ini sangat positif, di mana peserta menunjukkan antusiasme tinggi dalam menerapkan teknik yang diajarkan, serta menghasilkan produk ecoprint yang unik dan berkualitas. Pelatihan ini tidak hanya meningkatkan keterampilan teknis warga, tetapi juga membuka peluang bagi mereka untuk mengembangkan usaha kreatif berbasis sumber daya lokal, yang mendukung perekonomian berbasis keberlanjutan di Dusun Pringgading.

Pengembangan Ekonomi Kreatif Dusun

Dengan adanya pelatihan ecoprint ini, diharapkan Dusun Pringgading dapat mengembangkan sektor ekonomi kreatif yang berkelanjutan. Produk ecoprint dari dusun ini memiliki peluang besar untuk dipasarkan ke luar daerah, bahkan hingga ke pasar internasional yang semakin mengapresiasi produk-produk ramah lingkungan. Selain itu, ecoprint juga dapat menjadi daya tarik wisata bagi pengunjung yang tertarik dengan kerajinan tangan dan proses pembuatan produk dari bahan-bahan alami.

Inisiasi pelatihan pembuatan ecoprint oleh mahasiswa KKNM-18735 ini diharapkan menjadi langkah awal dalam pengembangan potensi dusun yang sebelumnya belum tergali. Dengan memanfaatkan sumber daya alam lokal dan memberdayakan masyarakat, harapannya Dusun Pringgading dapat menjadi contoh dusun yang berhasil mengintegrasikan inovasi dengan kelestarian lingkungan serta meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakatnya.